Urutan Liga Top Eropa

Urutan Liga Top Eropa

urutan liga terbaik di dunia

Gaya: Olahraga、Sepak bola、Kasino

#TAG:Sepak bola、Olahraga、Kasino

Selain itu, ada catatan menarik dari duel nanti.Live Streaming Bola Asian Games 2023 Iran vs Thailand - iNews TV (Vision+)

Mahesa Jenar tetap melihat PSBS sebagai tim yang kuat dan berpotensi menang.Jadwal Korea Open 2024 Minggu 1 September: Leo / Bagas Kejar Gelar Juara, Tantang Unggulan Pertama Asal Korea“Sehingga tercipta tim yang hebat dan handal untuk bisa masuk ke Piala Dunia.

Extra High Deck (XHD) adalah Bus jenis baru yang tingginya menyerupai bus SHD.Sementara, Borneo FC menghadapi Tira Persikabo pada hari yang sama.

Prediksi susunan pemain Lazio vs Porto adalah sebagai berikut:Wajar jika Johor Darul Ta’zim menjadi tim terkuat di Liga Super Malaysia ini.Setelah membaca isi pesan tersebut, sang bek langsung menyelipkannya di sela-sela kaus kaki.

Ada yang menarik jika sepakbola dihubungkan dengan geografi. Terutama untuk mengetahui peta persebaran beberapa pemain dari belahan dunia. Di liga-liga top Eropa tentu banyak tersebar talenta-talenta terbaik sepakbola dari segala penjuru dunia.

Yang sering jadi pertanyaan, dari beberapa liga top Eropa seperti Premier League, Serie A, La Liga, Bundesliga, maupun Ligue 1, siapa sih negara yang paling banyak menyumbang pemain? Mari kita cari tahu jawabanya.

Dimulai dari liga terpopuler nomor satu di dunia, Premier League. Usai rebranding sejak 1992, Liga Inggris tumbuh sebagai liga terkompetitif dan jadi liga terbaik di dunia hingga sekarang. Deretan pemain top dunia hampir ada di setiap klub.

Namun apa kabar dengan pertumbuhan pemain asli Inggris di Premier League? Ya, hal itu mengalami penurunan sejak saat itu. Bahkan hingga tahun 2015, ketika sempat ditekan dengan kebijakan dari FA.

Ketika itu FA di bawah ketua Greg Dyke memberlakukan perubahan aturan yang menetapkan semua klub di Premier League harus memasukkan jumlah minimum pemain lokal ke dalam skuad mereka.

Alhasil menurut data The Athletic, sejak 2015 hingga musim lalu, jumlah pemain asli Inggris yang ada di skuad tim-tim Premier League meningkat 41%.

Namun di musim ini ternyata terjadi dampak penurunan yang signifikan. Hal itu terbukti dari data yang menunjukkan hanya sekitar 35% pemain asli Inggris yang menghuni tim Premier League.

Salah satu penyebabnya yakni adanya kebijakan gempuran para pemain asing dari tim-tim Premier League yang makin kaya. Kebijakan ketat “Brexit” di bursa transfer Inggris yang menetapkan pembatasan izin kerja dari para pemain asing, tampaknya tak berfungsi membendung eksodus para pemain asing dengan harga mahal.

Tak dipungkiri para klub Premier League kini berlomba-lomba sebanyak mungkin memenuhi kedalaman skuadnya dengan para pemain asing, baik itu pemain muda maupun tua.

Bahkan sejak 2017/18, tercatat pemain asli Inggrisnya sendiri malah memilih keluar dari Liga Inggris. Di musim ini saja ada 30 orang Inggris yang tersebar di luar Premier League. Contohnya di Serie A ada Tammy Abraham, Chris Smalling, maupun Fikayo Tomori. Di Ligue 1 juga ada Ross Barkley, Florian Balogun, maupun Djed Spence.

Sebagai catatan saja, meskipun banyak pemain asing di Premier League, ternyata liga ini bukan yang paling beragam. Premier League hanya punya pemain dari 68 negara yang tersebar di 20 klub Premier League musim ini.

Dan yang paling unik perkembangannya adalah peningkatan pemain asal Brazil. Hal ini cukup signifikan karena sekarang Premier League memiliki 36 pemain negeri Samba. Ini adalah jumlah tertinggi dalam sejarah Premier League.

Serie A justru menjadi liga paling beragam dibanding Inggris. Tercatat musim ini ada pemain dari 72 negara berbeda di klub Serie A. Sama halnya seperti Liga Inggris, Serie A juga mengalami penurunan signifikan dari jumlah pemain lokalnya.

Hanya 40% musim ini pemain asli Italia yang berada di klub Serie A. Ini adalah angka terendah dalam satu dekade terakhir. Presiden Federasi Sepak Bola Italia, Gabriele Gravina serius menyoroti fakta itu. Ia bahkan khawatir akan hal itu.

“Musim ini tidak positif, kami hampir tidak banyak melihat para pemuda Italia,” kata Gravina di awal musim. Ia menyadari bahwa 60 persen pemainnya kini adalah orang asing. Dan ini menurutnya bukan pertanda baik.

Menurut Gravina, hal inilah juga yang akan merusak regenerasi timnas Italia yang sedang dijalankan ini. Meskipun dirinya tetap berterima kasih terhadap klub Italia yang masih mengorbitkan dan merawat talenta lokal dengan baik.

Lalu negara mana yang mendominasi selama ini di Serie A? Ya, salah satunya yang terbesar yakni negara-negara Amerika Selatan macam Brasil dan Argentina. Dua negara itu telah menjadi bagian tak terelakan dari kemajuan sepakbola Italia selama bertahun-tahun. Bahkan musim ini saja, tercatat pemain dari dua negara itu memiliki menit bermain lebih dari pada pemain asli Italia di Serie A.

Selain negara Amerika Selatan, negara-negara Balkan seperti Serbia, Kroasia, Bosnia maupun Albania juga sering mewarnai Serie A selama satu dekade terakhir. Berkaca dari kesuksesan pemain macam Goran Pandev, Kolarov, Mihajlovic, maupun Stankovic, kini pemain macam Vlahovic, Dzeko, Brozovic maupun Milinkovic-Savic juga telah mewarnai Serie A selama beberapa tahun terakhir. Hampir 10 persen jumlah pemain dari negeri Balkan bermain di Serie A musim ini.

Beralih ke La Liga. La Liga dalam satu dekade terakhir ini patut membanggakan diri karena masih setia dengan mayoritas talenta lokalnya di beberapa klub La Liga. Bahkan angkanya selalu tertinggi dari liga-liga top Eropa lainnya. Angkanya selalu lebih dari 50 persen di tiap musimnya.

Hal itu tercermin dari beberapa akademi klub besar di La Liga seperti La Fabrica maupun La Masia yang selalu menghasilkan pemain hebat asal Spanyol. Bahkan mereka mampu dirawat hingga menjadi tulang punggung tim selama bertahun-tahun.

Selain dari talenta lokal, yang paling tertinggi di La Liga dalam satu dekade terakhir adalah pemain dari Amerika Selatan. Terkhusus Argentina dan Brazil yang selalu mendominasi.

Talenta-talenta bintang Amerika Selatan itu juga tak dipungkiri selalu menjadi ikon La Liga. Mulai dari Alfredo Di Stefano, Romario, Maradona, Rivaldo, Ronaldo Nazario, Ronaldinho, Neymar, hingga Messi.

Beralih ke Bundesliga. Sama halnya dengan Spanyol, para pemain asli Jerman tersebar di beberapa klub Bundesliga. Meskipun dari segi jumlah, masih kalah dengan apa yang terjadi di La Liga. Di Bundesliga hanya stabil di angka 45 persen ke atas dalam satu dekade terakhir.

Artinya banyak juga talenta asing yang tersebar. Tiga negara di luar Jerman yang mendominasi Bundesliga saat ini yakni Prancis, Austria, dan Swiss. Dan yang patut diperhatikan perkembangannya yakni para pemain dari Prancis. Jumlahnya tercatat melonjak drastis musim ini.

Sebagai perbandingan, jika ditarik dari satu dekade lalu tepatnya di musim 2012/13, di Bundesliga hanya ada tiga pemain Prancis: Franck Ribery (Munchen), Matthieu Delpierre (Stuttgart), dan Jonathan Schmid (Freiburg).

Namun jika dilihat di musim ini, jumlah pemain Prancis yang berada di Bundesliga menjadi sebanyak 42 pemain. Bahkan para pemain Prancis itu menjadi pilar penting bagi klubnya. Seperti Randal Kolo Muani, Marcus Thuram, Christopher Nkunku maupun para pemain Munchen seperti Lucas Hernandez, Upamecano, Kingsley Coman, maupun Benjamin Pavard.

Di Ligue 1 juga sama halnya dengan Bundesliga. Konsisten berada di angka yang stabil dari segi pertumbuhan talenta lokal yang tersebar di Liga domestik mereka. Angkanya selalu di atas 45% tiap musimnya.

Bedanya dengan liga lain, sisa persentase pemain lokalnya itu diisi sebagian besar dari talenta benua Afrika. Sangat banyak tersebar pemain dari negara Afrika di Ligue 1. Hal itu terkait dari ikatan sejarah kolonial mereka. Kesamaan bahasa dan budaya dari berbagai negara di Afrika macam Senegal, Kamerun, Mali, maupun Pantai Gading membuat mereka lebih nyaman bermain di Ligue 1.

Tak jarang juga para pemain dari Afrika Utara seperti Maroko maupun Aljazair banyak yang nyaman merumput di Ligue 1. Oleh sebab itulah banyak legenda-legenda Afrika lahir dari Ligue 1. Seperti George Weah (Monaco), Jay-Jay Okocha (PSG) maupun Didier Drogba (Marseille).

Sumber Referensi : theathletic, transfermarkt, fbref, forzaitalia, footballtransfers

Bola.com, Jakarta - Saat ini, sejumlah liga top Eropa masih dihentikan sementara waktu akibat adanya pandemi virus corona. Sejauh ini, dari 5 liga top Eropa, baru Ligue 1 yang sudah berakhir lebih awal dan memberikan gelar kepada Paris Saint-Germain, klub yang berada di urutan teratas sebelum liga dihentikan.

Kondisi tersebut diyakini bisa menimbulkan drama tentang nasib empat liga top Eropa lainnya. Sebagai olahraga paling populer di dunia, sepak bola sering menyajikan drama, baik itu tim yang merasakan juara ataupun harus degradasi ke divisi bawahnya.

Turun kasta dianggap sebagai hukuman bagi klub yang tak bisa tampil maksimal sepanjang berlangsungnya kompetisi. Untuk bisa bertahan dalam kompetisi yang panjang tentunya bukan sesutau yang mudah.

Bahkan, klub-klub yang saat ini mempunyai nama besar dari lima liga top Eropa pernah merasakan turun kasta. Klub-klub tersebut ialah Atletico Madrid, AC Milan, hingga Juventus pernah degradasi ke kasta kedua.

Bahkan, semua klub yang bermain di kasta tertinggi di Jerman dan Inggris sudah pernah mencicipi rasanya degradasi. Itu artinya klub besar lain seperti Manchester United, Liverpool hingga Bayern Munchen juga pernah merasakannya.

Ketatnya kompetisi di Eropa tentu membuat jalannya liga berjalan dinamis. Alhasil, setiap musim ada klub yang harus terdegradasi ada juga yang promosi ke kasta tertinggi.

Sejauh ini masih ada beberapa klub dari lima liga top Eropa yang sukses bertahan di kasta tertinggi. Siapa sajakah mereka?

Berikut Bola.com merangkumnya dari Ronaldo.com, 5 klub dari lima liga top Eropa yang belum pernah merasakan turun kasta.

Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.

Berita video beberapa pesepak bola asing di Indonesia, Makan Konate, Guy Junior, Zah Rahan, dan OK John, melakukan gerakan pass the ball untuk memeriahkan 5 tahun Bola.com.

Diperbarui: 29 Mei 2023, 10:05 WIB Diterbitkan: 29 Mei 2023, 09:50 WIB

Musim 2022/23 telah berakhir di lima liga top Eropa. Barcelona menjadi juara La Liga, Napoli secara mengejutkan menaklukkan Serie A, Bayern Munchen meraih trofi Bundesliga di hari terakhir, PSG kembali mendominasi Ligue 1, lalu ada Manchester City yang melengkapi gelar Liga Inggris mereka dengan trofi Liga Champions.

Selain berita mengenai transfer pemain, kabar lainnya yang selalu dinanti pecinta sepak bola Eropa adalah kapan musim terbaru dimulai. Media 90MiN merangkum informasi seputar kapan musim 2023/24 di lima liga top Eropa akan dimulai.

Liga Spanyol 2023/24 akan dimulai pada 12 Agustus mendatang dan direncanakan berakhir pada 26 Mei 2024. Jadwal resmi akan diumumkan pada 22 Juni.

Liga Inggris 2023/24 akan dimulai pada tanggal yang sama dengan La Liga 2023/24, tetapi berakhir satu pekan lebih awal, yaitu 19 Mei 2024.

Liga Italia 2023/24 akan dimulai satu pekan lebih akhir dari Liga Spanyol dan Liga Inggris, yaitu 20 Agustus 2023, tetapi akan berakhir bersamaan dengan La Liga, yaitu 26 Mei 2024.

Bundesliga musim 2023/24 akan dimulai pada 18 Agustus 2023 dan berakhir pada 18 Mei 2024.

Ligue 1 2023/24 akan dimulai pada 12 Agustus dan berakhir pada 18 Mei 2024. Musim 2023/24 juga akan menandai jumlah baru klub peserta Ligue 1 yang sebelumnya 20 klub menjadi 18 klub, sehingga hanya akan ada 34 putaran pertandingan dari sebelumnya 38.

Gambaran ini mendata semua liga di Eropa dan Kompetisi Piala. Untuk setiap kompetisi, tabel mendata jumlah klub peserta, jumlah pemain, usia rata-rata semua pemain, persentase dari pemain yang dipinjam dari negara lain pada masing-masing negara dan total harga pasaran dari semua klub di kompetisi. Dengan mengklik "Forum", anda bisa mengkases forum dari negara yang sesuai.

GB1ES1IT1L1FR1PO1NL1TR1BE1RU1GR1A1UKR1C1DK1TS1SC1NO1SE1SER1PL1RO1KR1BU1UNG1

Anda mungkin ingin melihat